Semarang (ANTARA News) - Lumbung Informasi Rakyat (Lira) meminta Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta membuktikan pernyataannya bahwa penangkapan Lutfi Hasan Ishaaq oleh Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan konspirasi otoritas.
"Harus dapat dibuktikan, bukan sekadar isapan jempol. Oleh karena itu, jika elite PKS yakin partainya tidak `korup`, kami mendesak untuk melakukan `sumpah pocong` guna meyakinkan rakyat bahwa PKS masih menjadi partai yang lurus," kata Presiden Lira H.M. Jusuf Rizal kepad ANTARA di Semarang, Jumat malam.
Jusuf Rizal mengemukakan hal itu ketika merespons pernyataan Presiden PKS Anis Matta terkait dengan penangkapan mantan Presiden PKS LHI dalam kasus KKN impor daging sapi.
Tuduhan penangkapan LHI dianggap merupakan konspirasi otoritas, menurut Jusuf Rizal, menjadi sesuatu yang tendensius, apalagi disebutkan membangunkan "macan tidur".
"Secara implisit Anis Matta sudah melakukan tantangan dan ancaman kepada kelompok yang dianggap melakukan konspirasi otoritas," katanya menegaskan.
Menurut dia, jika Anis Matta menganggap partainya memang bersih dan tidak korup, ada tiga hal yang perlu dilakukan, yakni pertama, harus mampu membuktikan konspirasi otoritas seperti yang dituduhkan.
Kedua, harus membuktikan bahwa yang melakukan penyalahgunaan wewenang bukan hanya PKS, melainkan juga elite partai lain serta pejabat lainnya.
Ketiga, lanjut dia, melakukan sumpah pocong ramai-ramai yang intinya bahwa PKS merupakan partai yang bersih dan tidak korup.
"Jika PKS mau melakukan sumpah pocong, setidaknya PKS yang saat ini citranya sudah negatif di mata masyarakat, mampu membalikkan kepercayaan masyarakat," katanya.
Masalahnya, dengan tertangkapnya LHI, apalagi PKS membawa ikon "Islam" bagi masyarakat, ini merupakan tamparan bagi partai yang mengusung agama sebagai "platform" perjuangan.
Akan tetapi, jika ada keberanian sumpah pocong, setidaknya ini menjadi cara pembelaan diri PKS daripada menuduh adanya konspirasi otoritas, katanya menandaskan.
Sementara ditempat terpisah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai kondisi partai politik sekarang ini sangat mengkhawatirkan karena banyak yang tercemar praktik korupsi.
"Ini musibah bagi setiap partai politik," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Jumat.
Said Aqil mengatakan idealnya partai politik (Parpol) bisa mendidik masyarakat, namun faktanya banyak kader dan pimpinan parpol yang justru bermasalah.
"Idealnya parpol bisa mendidik yang baik, tapi kalau pimpinan parpol memberi contoh bejat berarti parpol gagal mendidik masyarakat," katanya.
Meski demikian, lanjut Said Aqil, hendaknya hal itu tidak menjadikan masyarakat antipati terhadap parpol, apalagi menyurutkan partisipasi dalam pemilihan umum.
"Kita harus tetap menyukseskan pemilu," kata Said Aqil.
Menurut dia, untuk mencari parpol atau calon anggota legislatif (Caleg) yang benar-benar bersih tentu sulit.
"Cari yang suci kan susah, jadi pilih saja caleg yang diyakini bersih dan bisa diharapkan," katanya. (S024/I007)
Tidak ada komentar